Kamis, 07 Januari 2016

KOILO KOIL OEM (SRIWIJAYA HONDA BLADE)

Peran koil amat menentukan dalam optimalisasi kinerja sistem pengapian. Jadi wajar bila banyak produsen aftermarket yang melirik part ini sebagai peluang bisnis menjanjikan selain busi, CDI atau pun booster. Misal Blue Thunder, Kitaco, CLD, Kawahara, Nology dan lainnya.
Tapi beberapa kasus pemakaian produk ini ada yang sukses dongkrak performa, ada juga yang tak berpengaruh. Sebab dari beberapa keluhan yang kami terima bilang mengalami masalah pada motornya akibat peranti ini. Baik itu motor lama-lama jadi susah hidup, atau lari motor jadi gak enak setelah menggunakan koil racing.
“Sebab peranti ini mesti sinkron sama CDI yang dipakai. Bila tidak, percikan api yang dihasilkan malah tak sesuai harapan. Karena banyak faktor pada koil yang mesti bersinergi terhadap CDI. Mulai input yang diterima, besarnya impedansi pada koil dan lainnya,” beber Tommy Huang, bos PT Trimentari Niaga, produsen CDI BRT.
Makanya buat balap, jarang sekali pakai koil aftermarket. Meski pun ada, biasanya itu setelah nemu settingan yang pas terhadap peranti pengapian lain. “Kebanyakan pada pakai koil YZ 125 termasuk kami. Karena dari uji coba beberapa koil, hasil terbaik yang kami dapat waktu pakai koil ini,” urai Marsudi, tunner Stebo Racing di Kebon Jeruk, Jakbar.


Oh iya, koil YZ 125 bukan koil aftermarket. Melainkan koil bawaan pabrik untuk motor special engine Yamaha. Dan peranti pengapian YZ ini juga belum tentu matching dipakai di semua motor, lo.
“Paling benar dan aman tetap pakai koil standar bawaan motor. Sebab produk OEM dirancang mengusung standar mutu dan tingkat keamanan paling tinggi dibanding produk aftermarket. Karena peranti ini termasuk salah satu critical item part yang menyangkut safety juga,” jelas Tommy.

Maksudnya, dalam memutuskan mengganti part ini sebaiknya mempertimbangkan segi keamanan pula. Apalagi bila aplikasinya buat harian. “Karena banyak bagian pada koil yang rentan termakan keausan lantaran mengalami berbagai kondisi. Seperti kena panas mesin, air cucian dan lainnya yang lama-lama bisa memicu masalah” lanjut Tommy.
Lain hal jika motor hanya dipakai balap atau kompetisi, boleh aja pakai koil aftermarket bila memang terbukti bisa meningkatkan performa dapur pacu. Atau kalau mau aman tapi bisa dapat khasiat yang diinginkan, akali dengan koil motor lain yang mampu menghasilkan performa lebih baik.

Toh dari hasil riset Tommy pada beberapa koil, baik bawaan motor maupun produk aftermarket, ternyata yang mampu melipatgandakan setrum cukup baik jatuh pada koil Honda Karisma.
“Dengan input 100 Volt, koil ini mampu menghasilkan 
- Karisma (35.000 Volt). 
- Supra Fit Old (32.000 Volt), 
- Kawasaki Kaze dan YZ 125 (30.000 volt),”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar