Peran koil amat menentukan dalam
optimalisasi kinerja sistem pengapian. Jadi wajar bila banyak produsen
aftermarket yang melirik part ini sebagai peluang bisnis menjanjikan
selain busi, CDI atau pun booster. Misal Blue Thunder, Kitaco, CLD,
Kawahara, Nology dan lainnya.
Tapi beberapa kasus pemakaian produk
ini ada yang sukses dongkrak performa, ada juga yang tak berpengaruh.
Sebab dari beberapa keluhan yang kami terima bilang mengalami masalah
pada motornya akibat peranti ini. Baik itu motor lama-lama jadi susah
hidup, atau lari motor jadi gak enak setelah menggunakan koil racing.
“Sebab peranti ini mesti sinkron
sama CDI yang dipakai. Bila tidak, percikan api yang dihasilkan malah
tak sesuai harapan. Karena banyak faktor pada koil yang mesti bersinergi
terhadap CDI. Mulai input yang diterima, besarnya impedansi pada koil
dan lainnya,” beber Tommy Huang, bos PT Trimentari Niaga, produsen CDI
BRT.
Makanya buat balap, jarang sekali
pakai koil aftermarket. Meski pun ada, biasanya itu setelah nemu
settingan yang pas terhadap peranti pengapian lain. “Kebanyakan pada
pakai koil YZ 125 termasuk kami. Karena dari uji coba beberapa koil,
hasil terbaik yang kami dapat waktu pakai koil ini,” urai Marsudi,
tunner Stebo Racing di Kebon Jeruk, Jakbar.
Oh iya, koil YZ 125 bukan koil aftermarket. Melainkan koil bawaan pabrik
untuk motor special engine Yamaha. Dan peranti pengapian YZ ini juga
belum tentu matching dipakai di semua motor, lo.
“Paling benar dan aman tetap pakai koil standar bawaan motor. Sebab
produk OEM dirancang mengusung standar mutu dan tingkat keamanan paling
tinggi dibanding produk aftermarket. Karena peranti ini termasuk salah
satu critical item part yang menyangkut safety juga,” jelas Tommy.
Maksudnya, dalam memutuskan
mengganti part ini sebaiknya mempertimbangkan segi keamanan pula.
Apalagi bila aplikasinya buat harian. “Karena banyak bagian pada koil
yang rentan termakan keausan lantaran mengalami berbagai kondisi.
Seperti kena panas mesin, air cucian dan lainnya yang lama-lama bisa
memicu masalah” lanjut Tommy.
Lain hal jika motor hanya dipakai
balap atau kompetisi, boleh aja pakai koil aftermarket bila memang
terbukti bisa meningkatkan performa dapur pacu. Atau kalau mau aman tapi
bisa dapat khasiat yang diinginkan, akali dengan koil motor lain yang
mampu menghasilkan performa lebih baik.
Toh dari hasil riset Tommy pada
beberapa koil, baik bawaan motor maupun produk aftermarket, ternyata
yang mampu melipatgandakan setrum cukup baik jatuh pada koil Honda
Karisma.
“Dengan input 100 Volt, koil ini mampu menghasilkan
- Karisma (35.000 Volt).
- Supra Fit Old (32.000 Volt),
- Kawasaki Kaze dan YZ 125 (30.000 volt),”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar